Mari Lakukan Pengendalian
Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah
Melalui Pola Makan Bergizi Seimbang
Pendahuluan
P
|
erubahan
pola makan menjurus ke sajian siap santap yang tidak sehat dan tidak seimbang
karena mengandung kalori, lemak, protein,
dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary
fiber), membawa konsekuensi terhadap kejadian perubahan status gizi menuju
gizi lebih dan obes yang secara umum
disebut obesitas dan berkembangnya penyakit degeneratif (jantung, diabetes
mellitus, kanker, dan hipertensi).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2007 prevalensi obesitas nasional 19,1%. Pada
umumnya perempuan (23,8%) lebih banyak menderita obesitas dibandingkan dengan
pria (13,9%). Sedangkan obesitas sentral yang erat kaitannya dengan penyakit degeneratif
untuk laki-laki dengan Lingkar Pinggang
(LP) di atas 90 cm atau perempuan
dengan LP diatas 80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral (WHO Asia –Pasifik,
2005). Prevalensi obesitas sentral tingkat nasional adalah 18,8%. Nutrisi pada pasien Jantung
Data
Susenas 2004 tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, menunjukkan bahwa Hampir
seluruh penduduk berumur 15 tahun ke atas (99%) kurang mengkonsumsi sayur dan
buah, 54% penduduk Indonesia terpapar 3 faktor risiko (merokok, kurang konsumsi
sayur dan buah, serta kurang aktifitas fisik). Konsumsi garam meningkat 6,3
g/kapita/ hari tahun dari 5,6 g/kapita/hr (Susenas 1999)
Dalam
upaya mengurangi risiko dan menunjang proses penyembuhan penyakit degeneratif
termasuk penyakit jantung dan pembuluh
darah, peranan pola makan sehat dan gizi seimbang sangat penting. Pengaturan pola makan bagi pengendalian penderita
jantung dapat dilakukan dengan mengikuti
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) melalui
empat cara :
Cara Pertama :
Konsumsi Makanan Beranekaragam.
Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena
tidak ada satu jenis makanan yang
mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk tumbuh kembang
menjadi sehat dan produktif. Makanan anekaragam menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga
seprti beras, jagung, gandum, roti, dan ubi, menghasilkan energi untuk
aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun berperan sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang berasal dari bahan makanan
nabati seperti kacang-kacangan, tempe, tahu.
Sedangkan yang berasal dari
hewan adalah ikan, ayam, susu serta hasil olahannya. Makanan sumber zat
pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai
vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ
tubuh.
Keanekaragaman makanan dalam
hidangan sehari-hari yang dikonsumsi minimal harus berasal dari setiap satu
jenis makanan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Prinsip
idealnya setiap kali makanan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan
(makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah). Dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam termasuk
sumber makanan berserat cukup (25 gram/hari) seperti padi-padian, kacang-kacangan, sayur dan buah-buahan dapat mencegah atau
memperkecil terjadinya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung.
Cara Kedua :
Konsumsi Makanan sesuai Kebutuhan Tubuh.
Makanlah Makanan untuk memenuhi kecukupan
energi. Konsumsi energi yang melebihi mengakibatkan
kenaikan berat badan, energi yang berlebih disimpan dalam bentuk lemak dan
jaringan tubuh lain. Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan obesitas
disertai berbagi gangguan kesehatan seperti penyakit hipertensi, penyakit diabetes
melitus, penyakit jantung, dll. Kecukupan masukan energi bagi seseorang
ditandai oleh berat badan yang normal. Berat badan merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui
keadaan gizi dan kesehatan karena itu lakukan penimbangan berat badan secara
teratur.
Makanlah
makanan sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi. Sumber karbohidrat komplek adalah padi-padian,ubi,
jagung, singkong, sagu, dll. Batasi sumber
karbohidrat sederhana seperti gula sampai
dengan 3 – 4 sdm/hari, karena konsumsi
gula yang berlebih akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan
dalam jaringan tubuh sebagi lemak, akumulasi dalam waktu lama mengakibatkan
obesitas.
Cara ketiga :
Batasi konsumsi lemak dan minyak
sampai seperempat dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna
untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E,
dan K, serta menambah lezatnya hidangan.
Ditinjau dari kemudahan proses pencernaan, lemak terbagi 3 golongan yaitu
lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang paling mudah dicerna,
lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang mudah dicerna, dan
lemak yang mengandung asam lemak jenuh yang sulit dicerna.
Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan
tak jenuh tunggal umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa .
makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewan. Mengkonsumsi lemak
hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri
dan penyakit jantung koroner. Namun
membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita penyakit
jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak
omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh
darah.
Cara keempat :
Konsumsi makanan rendah garam dan Tinggi Kalium.
Dianjurkan
untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari.
Konsumsi natrium yang berlebih terutama yang berasal dari garam dan sumber lain
seperti produk susu dan bahan makanan yang diawetkan dengan
garam merupakan pemicu timbulnya penyakit
tekanan darah tinggi yang merupakan risiko untuk penyakit jantung.
Berbeda
halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam cairan
intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium
yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler,
sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan
tekanan darah.
Dengan
demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi
natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik adalah
buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Secara alami, banyak bahan
pangan yang memiliki kandungan kalium dengan rasio lebih tinggi dibandingkan
dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat proses
pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya menyebabkan tingginya
kadar natrium di dalam bahan, sehingga cenderung menaikkan tekanan darah.
Cara kelima :
Hindari Minum Minuman Beralkohol.
Minuman
beralkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain.
Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat
menghambat proses penyerapan zat gizi dan menghilangkan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang penting
bagi tubuh sehingga menyebabkan peminum alkohol dapat menderita kurang gizi.
Selain itu itu juga menyebabkan penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak
dan jaringan di dalam tubuh.
Selamat
melakukan Pola makan bergizi seimbang, dan menikmati hidup sehat.
Korespondensi :
Hera Nurlita, SSiT MKes,
Subdit Bina Gizi Klinik – Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes
Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X5 kav. 4-9
Gedung Blok C Lnt 8 R-816
Masukan
:
DPP PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia)
Ketua Umum : DR. Drs. Arum Atmawikarta, MPH
Sekertariat : Jl. Hang Jebat III Blok F3, Jaksel
Telp. 021- 7397641 - email : dpp_persagi@yahoo.com
Di setiap Provinsi terdapat DPD Persagi Provinsi
Di Kabupaten terdapat DPC Persagi Kabupaten/Kota