Asuhan Keperawatan AIDS


 

A.      Definisi
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah sekumpulan gejala atau penyakit yang di sebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infrksi oleh virus HIV(Human Immunodeficiency Syndrome) yang termasuk famili retroviridae.AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (sudoyo Aru,dkk 2009)




B.       Etiologi
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang di sebut HIV dari kelompok virus yang di kenal retrovirus yang di sebut Lympodenopothy Associated Virus (LAV) atau Human T-Cell leukimia Virus(HTL-III yang juga di sebut human T-Cell Lymphotropic virus(retrovirus)).di tularkan melalui:
1.      Hubungan seksual(anal.oral,vaginal) yang tidak terlindungi(tanpa kondom) dengan orang telah terinfeksi HIV
2.      Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan di pakai bergantian.
3.      Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
4.      Ibu menderita HIV positif kepada bayinnya ketika dalam kandungan,saat melahirkan atau melalui air susu ibu (asi).
C. Manifestasi Klinis
Berdasarakan gambaran klinik (WHO 2006) :
1.      Tanpa gejala     :Fase klinik 1
2.      Ringan              :Fase klinik 2
3.      Lanjut               :Fase klinik 3
4.      Parah                :Fase klinik 4
5.      Fase klinik HIV


1.      Fase klinik 1
Tanpa gejala, limfanodepati (gangguan kelenjar / pembuluh limfe menetap atau menyeluruh).

2.      Fase klinik 2
Penurunan BB (<10 atas="" berulang.="" berulang="" bibir="" dermatitis="" eruption="" hepar="" infeksi="" jamur="" kuku.="" media="" mulut="" o:p="" otitis="" pada="" pernafasan="" pharyngitis="" popular="" pruritic="" saluran="" sebab="" seborrhoic="" sinisitis="" sudut="" tanpa="" tonsilitis="" ulkus="" zoster="">
3.      Fase klinik 3
Penurunan BB(>10%) tanpa sebab, diare kronik tanpa sebab sampai > 1 Bulan. Demam menetap (intermiten atau tetap >1 bulan). kandidiasis oral menetap. TB pulmonal (baru), plak putih pada mulut, infeksi bakteri berat misalnya: pneumonia, empyema (nanah di rongga tubuh terutama pleura, abses pada saat skelet, infeksi sendi atau tulang), meningitis, bakterimia, gangguan inflamasi berat pada pelvik, acute necrotizing ulcerative stomatitis, gingivitis atau periondotitis anemia yang penyebabnya tidak di ketahui (<8 0="" 10="" 9="" atau="" dan="" dl="" g="" kronik="" l="" neutropenia="" o:p="" trombositopenia="" x="">
4.      Fase klinik 4
Gejala menjadi kurus (HIV wasting syndrom), pneumocytis pneumonia (pneumonia karena pneumocytis carinii) pneumonia bakteri berulang ,infeksi herpes simplex kronik ( orolabial, genital atau anorektal >1 bulan) oeshopageal candidiasis, TBC ekstrapulmonal, cytomegalivirus, Toksoplasma di SSP, HIV enchephalopaty, meningitis, infection progresive multivocal leukoenchephalopathy, lymphoma, invasive cervical carsinoma.
5.      Fase fase infeksi HIV dan AIDS
Fase
Lama fase
Antibodi yg terdeksi
Gejala-gejala
Dapat di tularkan
Periode jendela

Infeksi HIV Primer akut

Infeksi asimptomatik

Supresi imun asimptomatik


AIDS
4 minggu-6 bulan

infeksi 1-2 minggu

1-15 tahun
  
Sampai 3 tahun


1-5 Th dari pertama penentuan kondisi AIDS


Tidak


Mungkin

Ya


Ya


   
           Ya





Tida ada


Sakit seperti flu

Tidak ada


Demam,keringat pada malam hari,BB turun,diare,neuropatik,keletihan,ruam kulit,limanodepati,perlambatan kognitif,lesi oral

Infeksi oportunistik berat dan tumor,manifestasi neurologik
Ya


Ya

Ya


Ya



            Ya
System tahapan klinis untuk anak menurut WHO yang telah diadaptasi:
Digunakan untuk anak umur < 13 tahujnj dengan konfirmasi laboraturium untuk infeksi HIV Ab pada anak > 18 bulan, tes virology DNA atau RNA untuk umur < 18 bulan.
Stadium 1:         - Tanda gejala (asimtomatik)
-  Limfadenopati generalisata persisten (persisten generalized lymphadenopathy=PGL)
Stadium 2:         - Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat dijelaskan
-  Erupsi pruritik popular
-  Dermatitis seboroik
-  Infeksi jamur pada kuku
-  Keilitis angularis
-  Eritema gingiva linea gingival erytrma (LGE)
-  Infeksi human papiloma (wart) yang luas atau moluskum kontangiosum (>5% area tubuh)
-  Luka di mulut atau sariawan yang berulang (2 atau lebih episode dalam 6 bulan)
-  Pembesaran kelenjar parotis yang tidak dapat dijelaskan
-  Herpes zooster
-  Infeksi respiratorik bagian atas yang kronik atau berulang (otitis media, otorrhoea,sinusitis, 2 atau lebih episode dalam periode 6 bulan)
Stadium 3:         - Gizi kurang yang tidak dapat dijelaskan dan tidak bereaksi terhadap     pengobatan baku
-  Diare peristen yang tidak dapat dijelaskan (>14 hari)
-  Demam persisten yang tidak dapat dijelaskan (intermiten atau konstan, selama > 1 bulan)
-  Kandidiasis oral (diluar masa 6-8 minggu pertama kehidupan)
-  Oral hairy leukoplakia
-  Tuberkulosis paru
-  Pneumonia bacterial berat yang berulang (2 atu lebih episode dalam   6 bulan)
-  Gingivitis atau stomatitis ulseratif nekrotilans akut
-  LIP (lymphoid interstisial pnumonia) simtomatik
-  Anemia yang tidak daat dijelakan (< 8 g/dL), neutropenia(< 500/mm3) atau Trombositopenia (<30 .000="" 1="" bulan="" dariu="" lebih="" mm3="" o:p="" selama="">
Stadium 4:         - Sangat kurus (wasting) yang tidak dapat di jelaskan atau gizi buruk yang tidak bereaksi terhadap pengobatan baku
-      Pneumonia pneumosistis
-      Dicurigai infeksi bakteri berat atau berulang (2 atau lebih episode dalam 1 tahun, misalnya epiema,piomiositis,infeksi tulang atau sendi,miningitis, tidak termasuk pneumonia)
-      Infeksi harpes simplek kronis (orolabial atau kutaneosus selama > 1 bulan atau vaselaris dilokasi manapun)
-      Tuberculosis ekstrapulmonal atau diseminata
-      Sarcoma kaposi
-      Candidiasis esophagus
-      Anak < 18 bulan dengan simtomatik HIV seropositif dengan 2 atau lebih dari hal berikut: oral thrush,+/- gagal tumbuh, +/- sepsis berat
-      Infeksi sitomegalofirus (CMV) retintis atau pada organ lain dengan onset > 1 bulan
-      Toksoplasmosis susunan syaraf pusat (diluar masa neonatus)
-      Kriptokokosis termasuk meningitis
-      Mikosis ensdemik diseminata (histoplasmosis,  koksidiomikosis, penisliosis)
-      Kriptosporidiosis kronik atau isospolariasis (dengan diare > 1 bulan)
-      Infeksi sitomegalovirus (onset pada umur > 1 bulan pada organ selain hati, limpa atau kelenjar limfe)
-      Penyakit mikrobakterial diseminata selain tuberculosis
-      Kandida pada trakea, bronkus atau paru
-      Acquired HIV- related recto- vesico fistula
-      Limfoma sel B non Hodgkin’s atau limfoma serebral
-      Progressive multivocal leukoencephalopathy (PML)
-      Ensefalopati HIV
-      HIV- releted cardiomyopathy
-      HIV- releted nephropathy
Ket:
1.        TB bisa terjadi pada hitungan CD4 berapapun dan CD4% perlu dipertimbangkan bila mungkin
2.        Diagnosis presumtif dari penyakit stadium 4 pada anak umur < 18 virologis HIV atau tes Ab HIV pada umur > 18 bulan

D. Pemeriksaan penunjang
-     Mendeteksi antigen virus dengan PCR (Polomerase Chain Reaction)
-     Tes ELSA memberikan hasil positif 1-3 bulan sesudah infeksi
-     Hasil positif dikonfirmasi dengan pemeriksaan western blot
-     Serologis: skrining HIV dengan ELSA, tes western blot, limfosit T
-     Pemeriksaan darah rutin
-     Pemeriksaan neurologis
-     Tes fungsi paru, broskoscopi

E. Masalah yang Lazim Muncul
1.      Nyeri b.d gangguan integritas kulit per anal akibat diare, sarcoma kaposi dan neuropati perifer.
2.      Kerusakan integritas kulit b.d manifestasi HIV, ekskolariasi dan diare pada kulit
3.      Diare b.d kuman pathogen usus dan / inveksi  HIV
4.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d pneumonia carinii (PCVP), peningkatan sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk menyertai kelemahan serta mudah letih
5.      Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan asupan oral
6.      Ketakutan b.d prognosis dan pengobatan penyakit
7.      Ketidakefektifan termoregulasi b.d penurunan imumitas tubuh
8.      Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan adn penurunan ekspansi paru
9.      Resiko infeksi b.d imunodefisiensi
10.  Defisiensi pengetahuan b.d cara-cara pencegah penularan HIV dan perawatan mandiri
11.  Intolensi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemah, malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
12.  Isolasi sosial b.d stigma penyakit, penarikan diri dari system pendukung prosedur isolasi dan ketakutandirinya menulari orang lain




ASUHAN KEPERAWATAN

A.  Pengkajian Teori
a.       Identitas klien
Meliputi nama, umur jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, dan lain-lain.
b.      Riwayat Kesehatan/ Keperawatan
- Keluhan Utama / alasan masuk RS Klien sering mengalami diare, demam berkepanjangan dan nafsu makan berkurang
-   Riwayat kesehatan sekarang
Faktor pencetus HIV/ AIDS adalah sex bebas (seseorang yang terinfeksi hiv / aids), alat / jarum suntik yang terinfeksi darah seorang pengidap hiv) Sifat Keluhan( Mendadak /perlahan-lahan/terus menerus/hilang timbul atau berhubungan dengan waktu) : Terus-menerus, yaitu demam berkepanjangan, sariawan tak kunjung sembuh sembuh, diare kronik selama 1 bulan terus-menerus. Lokalisasi dan sifatnya ( menjalar/ menyebar/ berpindah-pindah/ menetap) : berpindah-pindah tergantung daerah yang terinfeksi. Berat ringannya keluhan (menetap/cenderung bertambah/berkurang) : keluhan cenderung bertambah yaitu demam semakin sering, berat badan jadi semakin berkurang, dan sariawan semakin bertambah.
-       Lamanya keluhan : demam berkepanjangan,diare kronik, batuk menetap dan berat badan menurun terjadi selama lebih dari 1 bulan.
-       Upaya yang telah dilakukan : hanya menggunakan obat generic sesuai penyakit yang dialami
-       Diagnose Medik : HIV//AIDS
c.       Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit yang pernah dialami ( jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasi, riwayat masuk RS) : klien merupakan pecandu narkoba ( pengguna jarum suntik bebas), klien suka merokok dan klien sering melakukan free sex.
d.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit menular atau keturunan dalam keluarga.Keluarga klien tidak ada penyakit keturunan maupun penyakit menular



e.       Data dasar pengkajian
1.      Aktifitas /istirahat :
Ø Mudah lelah, berkurangnya tolerangsi terhdp aktifitas, kelelahan yang progresif
Ø Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhdp aktifitas
2.      Sirkulasi
Ø Proses penyembuhan luka yang lambat, perdarahan lama bila cedera
Ø Takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi periver menurun, pengisian kapiler memanjang
3.      Integritas ego
Ø Faktor stress yang berhubungan dgn kehilangan: dukungan keluarga, hubungan dgn org lain, pengahasilan dan gaya hidup tertentu
Ø Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi , cacat, menurunnya berat badan
Ø Merasa tdk berdaya, putus asa, rsa bersalah, kehilangan control diri, dan depresi
Ø Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak mata kurang
4.      Eliminasi.
Ø Diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih
Ø Faeces encer disertai mucus atau darah
Ø Nyeri tekan abdominal, lesi pada rectal, perubahan dlm jumlah warna urin.
5.      Makanan/cairan :
Ø Tidak ada nafsu makan, mual, muntah
Ø Penurunan BB yang cepat
Ø Bising usus yang hiperaktif
Ø Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna mucosa mulut
Ø Adanya gigi yang tanggal.
6.      Hygiene
Tidak dapat menyelesaikan ADL, memeperlihatkan penampilan yang tidak rapi.
7.      Neurosensorik
Ø Pusing,sakit kepala.
Ø Perubahan status mental, kerusakan mental, kerusakan sensasi
Ø Kelemahanotot, tremor, penurunan visus.
Ø Bebal,kesemutan pada ekstrimitas.
Ø Gayaberjalan ataksia.
8.      Nyeri/kenyamanan
Ø Nyeri umum/local, sakit, rasaterbakar pada kaki.
Ø Sakit kepala, nyeri dada pleuritis.
Ø Pembengkakan pada sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan ROM, pincang.
9.      Pernapasan
Terjadi ISPA, napas pendek yang progresif, batuk produktif/non,sesak pada dada, takipnou, bunyi napas tambahan, sputum kuning.
10.  Keamanan
Ø Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, lauka lambat proses penyembuhan
Ø Demam berulang

11.  Seksualitas
Riwayat perilaku seksual resiko tinggi, penurunan libido, penggunaan kondom yang tidak konsisten, lesi pd genitalia, keputihan.
12.  Interaksi social
Isolasi, kesepian,, perubahan interaksi keluarga, aktifitas yang tdk terorganisir


B.   Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, melemahnya
otot pernafasan
2. Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diare berat, status hipermetabolik.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.
4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d peningkatan sekresi bronkus dan penurunan kemampuan untuk batuk
5. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan depresi system imun, aktifitas yang tidak terorganisir
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolisme.
7. Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
8. Resiko isolasi social berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

C.    Intervensi
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, melemahnya
otot pernafasan
Ø NOC:
- Respiratory status : ventilation
- Respiratory status : Airway patency
- Vital sign status
Ø Kriteria hasil :
-       Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
-       Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
-       Tanda – tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan).
Ø Intervensi :
a.    posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b.    identifikasi pasien  perlunya pemasangan alat jalan napas buatan
c.    monitor respirasi dan status O2
d.   observasi adanya tanda – tanda hipoventilasi
e.    pertahankan jalan napas yang paten
f.     perhatikan pergerakan dada amati pengunaan otot otot bantu
g.    atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hambatan asupan makanan (muntah/mual), gangguan intestinal, hipermetabolik.
Ø NOC :
-       Nutrisional status :
-       Nutisional status : food and fluid intake
-       Nutrisional status : nutrient intake
-       Weight control
Ø  Kriteria hasil :
-       Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.
-       Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.
-       Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
-       Tidak ada tanda – tanda malnutrisi
-       Menunjukkan peningkatan fungsi  pengecapan dari menelan
-       Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Ø  Intervensi :
a.    kaji adanya alergi makanan
b.    yakin diet yang dimakan  mengadung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
c.    monitor adanya penurunan berat badan
d.   berikan makanan yang terpilih(sudah di konsultasikan dengan ahli gizi)
e.    berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolisme.
Ø  NOC :
-       Energy conservation
-       Activity toleranse
-       Self care : ADLS
Ø  Kriteria hasil :
-       Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, RR.
-       Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADL) secara mandiri.
-       Tanda – tanda vital normal
-       Energy psikomotor
-       Level kelemahan
-       Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat.
-       Status kardiopulmunari adekuat.
-       Sirkulasi status baik
-       Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat.
Ø  Intervensi :
a.    kolaborasi  dengan tenaga rehabilitas medik dalam merancanakan program  terapi yang tepat
b.    bantu klien untuk megidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
c.    bantu pasien untuk  mengembangkan motivasi diri dan penguatan
d.   Bantu untuk memilih aktivitas konsinsten yang sesuai dengan kemampuan fisik,psikolog dan social
e.    monitor respon fisik, emosi, social, spiritual
4. Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diare berat, status hipermetabolik.
Ø  NOC :
-          Fluid Balance
-          Hidration
-          Nutritional status : food and fluid
Ø  Kriteria hasil :
-       Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal.
-       Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
-       Tidak ada tanda – tnada dehidrasi
-       Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
Ø  Intervensi :
                                     a.     monitor status hidrasi (kelembaban  membran mukosa, nadi adekuat,tekanan darah  ortostatik), jika diperlukan
                                     b.     monitor tanda – tanda vital
                                     c.     monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake  kalori cairan harian
                                    d.     kolaborasi pemberian cairan iv
                                     e.     dorong masukan oral

                                      f.     dorong keluarga untuk membantu pasien makan

No comments: