Acut Miokard Infark

Acut Miokard Infark

AMI (Akut Miokard Infark) atau yang sekarang dikenal dengan sindroma koroner akut (SKA) adalah suatu terminologi yang digunakan untuk menggambarkan spektrum keadaan atau kumpulan proses penyakit yang meliputi angina pektoris tidak stabil/ APTS (unstable angina/UA), infark miokard gelombang non-Q atau NSTEMI) dan infark miokard gelombang Q atau infark miokard dengan elevasi segmen ST (ST elevation myocardial infarction /STEMI)







Yang termasuk di dalam Akut Miakard Infark (Morton,2012)

1. Angina tidak stabil 
Angina pectoris adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri dada atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit arteri koroner, pasien dapat menggambarkan sensasi seperti tekanan, rasa penuh, diremas, berat atau nyeri. Angina pectoris disebabkan oleh iskemia myocardium reversibel dan sementara yang dicetuskan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen myocardium dan suplai oksigen myocardium yang berasal dari penyempitan arterosklerosis arteri koroner.
Klasifikasi Angina:
a. Angina stabil (dikenal sebagai angina stabil kronis, anina pasif, atau angina ekssersional). Nyeri yang dapat diprediksi, nyeri terjadi pada saat aktivitas fisik atau stress emosional dan berkurang dengan istirahat atau nitrogliserin.
b. Angina tidak stabil juga disebut angina pra infark atau angina kresedo yang mengacu pada nyeri dada jantung yang biasanya terjadi pada saat istirahat
c. Angina varian yang juga dikenal sebagai angina prinzmetal atau angina vasospatik adalah bentuk angina tak stabil.

2. Infark Miokard Akut tanpa Elevasi ST (NSTEMI)
 Disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner

3. Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST (STEMI)
Umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Ini disebabkan karena injuri yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid.
Penentuan kelas angina pectoris menurut Canadian Cardiovaskular Society Classification System:
Kelas 1
Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan angina, seperti berjalan, menaiki tangga.Angina terjadi dengan Aktivitas fisik yang berat, cepat atau lama pada saat kerja atau rekreasi.
Kelas 2
Terjadi sedikit keterbatasan dalam melakukan aktivitas biasa. Angina terjadi ketika berjalan atau meniki tangga dengan cepat, berjalan mendaki, berjalan atau menaiki tangga setelah makan, pada saat dingin, pada saat ada angin, dalam keadaan stress emosional, atau selama beberapa jam setelah bangun. Angina terjadi ketika berjalan lebih dari dua blok dan menaiki lebih dari satu anak tangga biasa dengan kecepatan normal dan dalam kondisi normal.
Kelas 3 
Aktivitas fisik biasa terbatas secara nyata. Angina terjadi ketika berjalan satu sampai du blok dan menaiki satu anak tangga dalam kondisi normal dengan kecepatan normal.
Kelas 4
Aktivitas fisik tanpa ketidaknyamanan tidak mungkin dilakukan, gejala angina dapat timbul saat istirahat.

Etiologi
Faktor penyebab
1. Suplai oksigen ke miokard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor:
    a. Faktor pembuluh darah: Aterosklerosis, Spasme, Arteritis
    b. Faktor sirkulasi : Hipotensi, Stenosis Aorta, Insufisiensi
    c. Faktor darah : Anemia, Hipoksemia, polisitemia
2.Curah jantung yang meningkat:
    a. ktifitas berlebihan
    b. Emosi
    c. Makan terlalu banyak
    d. Hypertiroidisme
3. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
    a. Kerusakan miocard
    b. Hypertropimiocard
    c. Hypertensi Diastolik
Kegawatan Kardiovaskuler

Faktor Predisposisi
1. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah:
    a. Usia lebih dari 40 tahun
    b. Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause
    c. Hereditas
    d. Ras : lebih tinggi insiden pada klit hitam
2. Faktor resiko yang dapat diubah:
    a. Mayor : Hiperlipidemia, Hipertensi, Merokok, Diabetes, Obesitas, Diet tinggi lemak jenuh,                 kalori
    b. Minor : Inaktfitas fisik, Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif),                   Stress psikologi berlebihan.

Manifestasi Klinis

  1. Lokasi substernal, rerosternal dan prekordial
  2. Sifat nyeri : rasa sakkit, seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda berat, seperti di tusuk rasa diperas dan dipelintir
  3. Nyeri hebat pada dada kiri menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri
  4. Nyeri membaik dengan istirahat atau dengan oabat nitrat
  5. Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan
  6. Gejala yang menyertai: keringat dingin, mual, muntah, sulit bernafas, cemas dan lemas
  7. Dispnea
  8. Pada pemeriksaan EKG
  9. Pada pemeriksaan darah

Pemeriksaan EKG
a. Fase hiperakut (beberapa jam permulaan seragam)
  • Elevasi yang curam dari segmen ST
  • Gelombang T yang tinggi dan lebar
  • VAT memanjang 
  • Gelombang Q tampak
b. Fase perkembangan penuh (1-2 hari kemudian)
  • Gelombang Q patologis
  • Elevasi segmen ST yang cembung ke atas
  • Gelombang T yang terbalik (arrowhead)
c. Fase resolusi (beberapa minggu/ bulan kemudian)
  • Gelombang Q patologis tetap ada
  • Segmen ST mungkin sudah kembali isoelektris
  • Gelombang T mungkin sudah menjadi normal
Pemeriksaan Darah (enzim jantung:CK & LDH)

  1. CKMB berupa serum creatinine kinase (CK) dan fraksi MB merupakan indikator penting dari nekrosis miokard creatinin kinase (CK) meningkat pada 6-8 jam setelah awitan infark dan memuncak antara 24 & 28 jam pertama. Pada 2-4 hari setelah awitan AMI normal.
  2. Dehidrogenase laktat (LDH) mulai tampak melihat pada serum setelah 24 jam pertama setelah awitan dan akan tinggi selama 7-10 hari
  3. Petanda biokimia seperti troponin I (TnI) dan troponi T (TnT) mempunyai nilai prognostik yang lebih baik dari pada CKMB. Troponin C, TnI dan TnT berkaitan dengan konstraksi dari sel miokard.