Keajaiban Replikasi DNA

Melihat buku tentang DNA dan keajaiban Replikasi DNA kembali dicetak ulang membuat saya penasaran, akhirnya saya memutuskan untuk membeli buku ini dan cukup surprised dengan cara Kazuo menulisnya. Daripada berpusing pusing menjelaskan teori dan implementasi seputar genetika, Kazuo memilih untuk fokus menuliskan kesimpulan-nya, meski di bab tertentu seperti bab 5, Kazuo tetap secara ringkas menjelaskan aspek teknis dari genetika dalam salah satu percobaan-nya.



Lantas apa yang membuat buku ini menarik ? sebelum masuk ke topik ini ada baiknya kita bahas sedikit tentang genetika. Kombinasi genetik yang dihasilkan dari perkawinan dapat menghasilkan tujuh trilliun kombinasi, dan tidak ada jaminan kedua orang tua pintar akan menghasilkan keturunan pintar, atau kedua orang tua rupawan akan menghasilkan keturunan yang juga rupawan (sepertinya beberapa artis Indonesia sudah membuktikan hal ini). Ketika seseorang telah menjadi manusia dewasa seberat 60 kg misalnya, maka dia memiliki enam puluh trilliun sel (sedangkan bayi memiliki kurang lebih 3 trilyun sel), yang semuanya memiliki DNA  yang sama. Walau pun kuku dan otak kita anggap tidak memiliki kesamaan tetapi dalam tingkat sel mereka adalah sama, hanya saja setting on/off untuk setiap gen-nya saja yang berbeda. Semua sel kita bemula dari satu yang membelah diri menjadi dua, lalu membelah diri menjadi empat, dan seterusnya, serta dilanjutkan dengan mekanisme koordinasi yang masih misterius bagaimana setiap sel saling membagi fungsi dan peran dalam pembentukan organ.  Meniadakan Tuhan dalam kasus ini sama saja dengan berharap sebuah mobil yang terdiri dari ribuan parts, dapat merakit dirinya sendiri menjadi suatu mobil.
Karena berasal dari sel yang sama, maka setiap bagian tubuh dapat digunakan untuk proses ”cloning”. Kode genetik pada setiap sel tersusun oleh lebih dari tiga milliar “huruf2 kimia” (adenin, timin, guanin dan sitosin)  dalam untaian mikroskopik dan hanya memiliki berat 1/200 miliar gram dengan lebar 1/500.000 mm dan jika direnggang-kan dapat mencapai 3 meter.  Jika anda mengiris kawat dengan diameter 1 mm secara memanjang, sehingga didapat kawat dengan diameter 1/100 kawat sebelumnya, maka ini masih lima ribu kali lebih tebal dibanding sehelai DNA.
Meski sifat2 tertentu diwariskan secara genetik, namun gen kita dilengkapi dengan suatu mekanisme on/off. Misal ketika seseorang berolah raga, maka gen yang berhubungan dengan otot akan aktif sebaliknya gen yang berhubungan hal2 yang merugikan kesehatan akan padam. Tetapi penemuan terpenting Kazuo adalah bahwa mekanisme on/off ini ternyata dapat diaktifkan melalui sikap mental. Nah apa hal2 yang secara mental akan menyalakan gen positif ?, dalam buku ini Kazuo menyebutkan, sifat memberi tanpa mengharapkan balasan, sikap selalu bersyukur, sikap untuk terus berpikir positif meski sedang menghadapi hal2 yang tidak nyaman, berada dalam lingkungan yang positif. Contoh dampak lingkungan pada perubahan adalah sebuah pohon tomat yang setiap batangnya hanya berbuah puluhan tomat dapat menghasilkan 12.000 tomat, dimana dia ditempatkan pada lingkungan yang mengaktifkan gen2 positif-nya dengan cara hidroponik.  
Kesimpulan menarik lainnya, berbeda dengan Darwin yang menjelaskan bahwa persaingan adalah kunci untuk sukses dan sekaligus cikal bakal evolusi, dalam konteks genetika yang terjadi adalah sebaliknya. Setiap sel meski tadinya identik, akan menyesuaikan dengan takdirnya dengan mengeset DNA masing2. Ada yang menjadi sel otak, sel tulang, sel otot, sel hati, dll. Lantas meski sama2 sel otak misalnya, mereka masih berbagi tugas, ada yang menjadi sel otak kiri misalnya dan ada yang kanan, dst. Jadi sama sekali tidak ada persaingan dalam konteks sel, sehingga ketika semua sel mencapai bentuk dan fungsi masing2, maka kerjasama tahap yang lebih tinggi pun terjadi yaitu kerjasama antar organ.
Meski mendukung riset yang lebih mendalam terhadap genetika, namun Kazuo juga berpendapat perkembangan ilmu ini tidak boleh melanggar hukum alam. Kazuo juga menggaris bawahi bahwa meski kini, gen manusia telah dapat dipetakan seluruhnya, namun dia menyadari masih sangat banyak misteri yang ada dalam area ini, termasuk campur tangan Tuhan (Kazuo menyebutnya sebagai “Sesuatu Yang Agung”) yang menjadi jawaban atas eksistensi nyawa. Apa salah satu misteri dalam genetika ? Francis Crick dalam bukunya “The Astonishing Hypothesis : Scientific Search for The Soul” menyimpulkan bahwa meski gen meski memiliki kesinambungan fisik dengan manusia, tetapi tidak memiliki jiwa,  karena jiwa berada di dimensi lain serta sudah sepantasnya akan terus menjadi misteri Tuhan bagi kita.

No comments: